• 0822-2416-2662
  • ibnumasudwates@gmail.com
  • RT.01/RW.02, Beji, Wates, KP. 55611
Uncategorized
Artikel Guru | Februari #2 (2023)

Artikel Guru | Februari #2 (2023)

Karena Kebaikan selalu ada dalam Setiap Ciptaannya

(Martin Suwarti, S. Pd.)

Ketika ada anak yang “berkasus” dalam kelas, dan kurun waktu setahun masih belum berubah akhlaknya, maka kadang ada perasaan lega ketika melepas anak tersebut, karena sudah lepas tanggung jawab dari menangani masalah anak tersebut. Dan selanjutnya diserahkan kepada guru yang akan mengampu kelas berikutnya.  Guru juga memberikan informasi hal-hal negatif yang sudah dilakukan oleh si anak ke guru  yang selanjutnya akan mengampu.

Ada 2 sikap yang biasa dilakukan oleh guru pengampu selanjutnya ketika mendapat informasi tersebut.

  1. Dia membawa pesan negative yang sudah dia dengar dari guru sebelumnya. Sehingga dalam pikirannya anak tersebut akan bermasalah lagi di tahun selanjutnya.
  2. Dia tetap menerima pesan tentang permasalahan anak tersebut, tetapi dia tidak membawa pesan negative untuk anak tersebut, dia merasa ingin tahu permasalahan apa yang sebenarnya terjadi, dan berusaha memahami karakter si anak.

Maka sikap yang sebaiknya tentu adalah sikap yang kedua. Karena salah satu fungsi guru adalah sebagai konselor bagi anak didiknya. Maka penting bagi guru punya sikap positif terhadap anak didiknya. Meskipun pada kenyataan memang kita tetap akan menemukan beberapa anak yang butuh untuk diberi perhatian lebih. Tidak hanya anak-anak bermasalah tapi juga anak-anak yang secara komunikasi/sosialisasi lemah ataupun anak yang lambat dalam kemampuan akademik. Terkadang kita menemukan anak yang cerdas tapi akhlaknya bermasalah, atau sebaliknya anaknya sopan tetapi lambat dalam hal kemampuan.

Dan begitulah allah menciptakan manusia bermacam-macam kondisinya

Dalam qur’an Allah memberi label penjahat kepada fir’aun yang memang kejahatan sangat besar. Sedangkan Rasul selalu memberikan keistimewaan kepada para sahabat, sehingga beberapa mendapat label yang istimewa. Sebagai contoh abu bakar as sidiq, umar al faruq (singa gurun pasir), abu hurairah, dan lain sebagainya.

Maka sebagai guru kita bisa meneladani pelajaran di al qur’an maupun kisah para sahabat, yakni lebih memperhatikan sisi positif anak daripada sikap negative atau label yang sudah dibawa.karena jika kita focus pada sikap negative anak maka bisa jadi akan menutupi kebaikan yang ada pada anak tersebut. Kita perlu juga memberi label positif pada anak, sehingga anak akan merasa istimewa, termotivasi melakukan hal baik, timbul percaya diri ketika melakukan kebaikan dan hal yang buruk bisa dikurangi secara perlahan-lahan.

Wallahu ‘alam bishowab

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Tim kami ada di sini untuk menjawab pertanyaan Anda. Apa yang dapat kami bantu?...
👋 Hi, how can I help?